AGENBOLA - Wacana pengaturan terhadap penggunaan pengeras suara di tempat ibadah mencuat lagi. Hal itu berkaca dari kerusuhan di Tanjungbalai, Sumatera Utara, diduga dipicu persoalan itu.
Anggota Komisi VIII DPR Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa, Maman Imanulhaq mengatakan, penggunaan pengeras suara di tempat ibadah perlu diatur. Dia menyatakan, hal itu kerap memicu gesekan di masyarakat.
"Ini tidak boleh dianggap sepele, karena banyak kasus serupa itu jadi pemicu gesekan sosial serius," kata Maman di Cirebon, seperti dilansir dari Antara, Senin (1/8).
Maman menilai perlu pengaturan agar tidak ada lagi konflik di kemudian hari disebabkan persoalan itu.
Maman memandang, kegiatan keagamaan umat manapun mestinya tidak dilakukan secara berlebihan. Seperti penggunaan pengeras suara yang mungkin dapat mengganggu pihak lain. Bahkan, dalam Instruksi Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Nomor KEP/D/101/1978 telah diatur soal penggunaan pengeras suara ke luar. Yakni tidak meninggikan suara berakibat pada hilangnya simpati pihak lain dan hanya berlaku buat panggilan azan.
POKERONLINE -Sementara untuk kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya, seperti doa dan khutbah, hanya dibolehkan menggunakan pengeras suara ke dalam.
"Mengeraskan panggilan azan jangan sampai hanya menimbulkan 'polusi suara', yang justru menimbulkan antipati umat agama lain. Panggilan azan sebaiknya dilakukan oleh muadzin yang bersuara merdu, dengan menggunakan pengeras suara secara tidak berlebihan," ucap Maman.
Maman menilai, instruksi Dirjen Bimas Islam kurang disampaikan ke masyarakat. Dia berharap pengaturan penggunaan pengeras suara di tempat ibadah dirumuskan dalam peraturan lebih tinggi, dan ditegakkan lebih tegas.
"Aturan apapun tidak akan menyelesaikan masalah, tanpa ada rasa saling memahami, menghargai, dan menghormati antar pemeluk agama sebagai dasar toleransi. Itu kuncinya," tutup SAMPOERNAPOKER
0 komentar:
Posting Komentar